Kamis, 17 Juli 2008

Download Cerita Fiksi

  1. Abunawas Sang Penggeli Hati karya Mb Rahimsyah, [Download]
  2. Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El Saerozi, [Download]
  3. Bekisar Merah karya Ahmad-Tohari, [Download]
  4. Cintaku Di Kampus Biru karya Ashadi Siregar, [Download]
  5. Di Atas Sajadah Cinta karya Habiburrahman El Saerozi, [Download]
  6. Kapas-Kapas Di Langit karya Pipiet Senja, [Download]
  7. Ketika Cinta Bertasbih - Episode 1 karya Laode M. Kamaluddin, [Download]
  8. Ketika Cinta Bertasbih - Episode 2 karya Laode M. Kamaluddin, [Download]
  9. Kugapai Cintamu karya Ashadi Siregar, [Download]
  10. Lintang Kemukus karya Ahmad-Tohari, [Download]
  11. Mahkota Cinta karya Habiburrahman El Saerozi, [Download]
  12. Pudarnya Pesona Cleopatra karya Habiburrahman El Saerozi, [Download]
  13. Sang Pemimpi karya Andrea Hirata, [Download]
  14. Terminal Cinta Terakhir karya Ashadi Siregar, [Download]
  15. Trilogi-1-Ronggeng-Dukuh-Paruk karya Ahmad-Tohari, [Download]
  16. Trilogi-2-Ronggeng-Dukuh-Paruk Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad-Tohari, [Download]
  17. Trilogi 3 Ronggeng Dukuh Paruk Jentera Bianglala karya Ahmad-Tohari, [Download]
  18. Tujuh Manusia Harimau-1 karya Motinggo Busye, [Download]

Sutardji Calzoum Bachri

IDULFITRI
Karya Sutardji Calzoum Bachri

lihat
pedang taubat ini menebas hati
dari masa lampau yang lalai dan sia-sia
telah kulaksanakan puasa Ramadhanku
telah kutegakkan shalat malam
telah kuuntai wirid tiap malam dan siang
telah kuhamparkan sajadahku
yang tak hanya menuju Ka'bah
tapi ikhlas mencapai hati dan darah

dan di malam Qadar aku pun menunggu
namun tak bersua Jibril atau malaikat lainnya

maka aku girang-girangkan hatiku
aku bilang
tardji rindu yang kau wudhukkan setiap malam
belumlah cukup untuk menggerakkan Dia datang
namun si bandel tardji ini sekali merindu
takkan pernah melupa
takkan kulupa janjiNya
bagi yang merindu insyaAllah kan ada mustajab cinta

maka walau tak jumpa denganNya
shalat dan zikir yang telah membasuh jiwaku ini
semakin mendekatkan aku padaNya
dan semakin dekat
semakin terasa kesiasiaan pada usia lama yang lalau berlupa

O lihat Tuhan kini si bekas pemabuk ini
ngebut
di jalan lurus
jangan Kau depakkan lagi aku ke trotoar
tempat usia lalaiku menenggak arak di warung dunia
kini biarkan aku menenggak marak cahayaMu
di ujung sisa usia

O usia lalai yang berkepanjangan
yang menyebabkan aku kini ngebut di jalan lurus
Tuhan jangan Kau depakkan lagi aku di trotoar
tempat dulu aku menenggak arak di warung dunia

maka pagi ini
kukenakan zirah la ilaha illallah
aku pakai sepau siratul mustaqiem
akupun lurus menuju lapangan tempat shalat ied
aku bawa masjid dalam diriku
kuhamparkan di lapangan
kutegakkan shalat
dan kurayakan kelahiran kembali
di sana

1987

W. S. Rendra



RUMPUN ALANG-ALANG
Karya : W. S. Rendra

Engkaulah perempuan terkasih, yang sejenak kulupakan, sayang
Kerna dalam sepi yang jahat tumbuh alang-alang di hatiku yang malang
Di hatiku alang-alang menancapkan akar-akarnya yang gatal
Serumpun alang-alang gelap, lembut dan nakal
Gelap dan bergoyang ia
dan ia pun berbunga dosa
Engkau tetap yang punya
tapi alang-alang tumbuh di dada





SURAT CINTA
Karya : W. S. Rendra

Kutulis surat ini
kala hujan gerimis bagai bunyi tambur yang gaib,
Dan angin mendesah
mengeluh dan mendesah,
Wahai, dik Narti,
aku cinta kepadamu !
Kutulis surat ini
kala langit menangis
dan dua ekor belibis
bercintaan dalam kolam
bagai dua anak nakal
jenaka dan manis
mengibaskan ekor
serta menggetarkan bulu-bulunya,
Wahai, dik Narti,
kupinang kau menjadi istriku !
Kaki-kaki hujan yang runcing
menyentuhkan ujungnya di bumi,
Kaki-kaki cinta yang tegas
bagai logam berat gemerlapan
menempuh ke muka
dan tak kan kunjung diundurkan.
Selusin malaikat
telah turun
di kala hujan gerimis
Di muka kaca jendela
mereka berkaca dan mencuci rambutnya
untuk ke pesta.
Wahai, dik Narti
dengan pakaian pengantin yang anggun
bunga-bunga serta keris keramat
aku ingin membimbingmu ke altar
untuk dikawinkan
Aku melamarmu,
Kau tahu dari dulu :
tiada lebih buruk
dan tiada lebih baik
dari yang lain ......
penyair dari kehidupan sehari-hari,
orang yang bermula dari kata
kata yang bermula dari
kehidupan, pikir dan rasa.
Semangat kehidupan yang kuat
bagai berjuta-juta jarum alit
menusuki kulit langit :
kantong rejeki dan restu wingit
Lalu tumpahlah gerimis
Angin dan cinta
mendesah dalam gerimis.
Semangat cintaku yang kuta
batgai seribu tangan gaib
menyebarkan seribu jaring
menyergap hatimu
yang selalu tersenyum padaku.
Engkau adalah putri duyung
tawananku
Putri duyung dengan
suara merdu lembut
bagai angin laut,
mendesahlah bagiku !
Angin mendesah
selalu mendesah
dengan ratapnya yang merdu.
Engkau adalah putri duyung
tergolek lemas
mengejap-ngejapkan matanya yang indah
dalam jaringku
Wahai, putri duyung,
aku menjaringmu
aku melamarmu
Kutulis surat ini
kala hujan gerimis
kerna langit
gadis manja dan manis
menangis minta mainan.
Dua anak lelaki nakal
bersenda gurau dalam selokan
dan langit iri melihatnya
Wahai, Dik Narti
kuingin dikau
menjadi ibu anak-anakku !