Selasa, 15 Juli 2008

Sapardi Djoko Darmono



SELAMAT PAGI, INDONESIA
Karya : Sapardi Djoko Darmono

Selamat pagi, indonesia, seekor burung mungil mengangguk
Dan menyanyi kecil untukmu
Aku pun sudah selesai, tinggal mengenakan sepatu,
Dan kemudian pergi untuk mewujudkan setia padamu
Dalam kerja yang sederhana
Bibirku tak bisa mengucapkan kata-kata yang sukur
Dan tanganku terlalu kurus untuk mengacu terkepal.

Selalu kujumpai kau di wajah anak-anak sekolah,
Di mata para perempuan yang sabar,
Di telapak tangan yang membantu para pekerja jalanan,
Kami telah bersahabat dengan kenyataan
Untuk diam-diam mencintaimu.

Pada suatu hari tentu kukerjakan sesuatu
Agar tak sia-sia melahirkanku.

Seekor ayam jantan menegak,dan menjeritkan salam
Padamu kubayngkan sehelai bendera berkibar di sayapnya.
Aku pun pergi bekerja, menaklukkan kejemuan,
Merubuhkan kesangsian,
dan menyusun batu demi batu ketabahan, benteng kemerdekaanmu
pada setiap matahari terbit, o anak jaman yang megah,
biarkan aku memandang ke timur untuk mengengmu.

Wajah-wajah yang penuh anak-anak sekolah berkilat,
Para perempuan menyalakan api,
Dan di telapak tangan para lelaki yang tabah
Telah hancur kristal-kristal dusta, khiamat dan pura-pura.
Selamat pagi, Indonesia, seekor burung kecil
Memberi salam kepada si anak kecil;
Terasa benar : aku tak lain memilikimu.




TENTANG MATAHARI
Karya : Sapardi Djoko Darmono

Matahari yang di atas kepalamu itu
adalah balonan gas yang terlepas dari tanganmu
waktu kau kecil, adalah bola lampu
yang di atas meja ketika kau menjawab surat-surat
yang teratur kau terima dari sebuah Alamat,
adalah jam weker yang berdering
sedang kau bersetubuh, adalah gambar bulan
yang dituding anak kecil itu sambil berkata:
"Ini matahari! Ini matahari!"
Matahari itu? Ia memang di atas sana
supaya selamanya kau menghela
bayang-bayanganmu itu.





BERJALAN KE BARAT WAKTU PAGI HARI
Karya : Sapardi Djoko Darmono

waktu berjalan ke barat di waktu pagi hari matahari mengikutiku di belakang
aku berjalan mengikuti bayang-bayangku sendiri yang memanjang di depan
aku dan matahari tidak bertengkar tentang siapa di antara kami yang telah menciptakan bayang-bayang
aku dan bayang-bayang tidak bertengkar tentang siapa di antara kami yang harus berjalan di depan





KAMI BERTIGA
Karya : Sapardi Djoko Darmono

dalam kamar ini kami bertiga:
aku, pisau dan kata --
kalian tahu, pisau barulah pisau kalau ada darah di matanya
tak peduli darahku atau darah kata
AKU INGIN
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada





MATA PISAU
Karya : Sapardi Djoko Darmono

mata pisau itu tak berkejap menatapmu
kau yang baru saja mengasahnya
berfikir: ia tajam untuk mengiris apel
yang tersedia di atas meja
sehabis makan malam;
ia berkilat ketika terbayang olehnya urat lehermu

Tidak ada komentar: